Foto: Corbis
Kamar mandi bukan lagi sekadar ruang tersembunyi tempat penghuni rumah membersihkan diri. Banyak hotel dan rumah mewah di Indonesia yang kini mendesain kamar mandi menggunakan konsep terbuka seperti di alam bebas dengan tetap menjaga privasi. Misalnya dengan aksesori berupa kolam atau taman. Sehingga, di samping membersihkan diri, area mandi ini bisa digunakan baik sebagai tempat relaksasi maupun olahraga.
Material yang melengkapi kamar mandi kini punya banyak jenis. Sepuluh tahun lalu, kamar mandi hanya menggunakan keramik sebagai aksesori lantai, namun kini tersedia banyak ragam batu alam untuk mempercantik kamar mandi, misalnya batu palimanan, batu kali, batu candi, marmer, dan granit.
Dari segi interior, arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Untuk mengatasi limbah sampah, lubang biopori dapat menjadi solusi.
Menurut pengamat interior Dina Hartadi, tren saniter pada saat ini mengarah kepada hemat lingkungan. Saniter seperti itu, tidak melulu mempergunakan produk saniter yang berasal dari produsen saniter terkenal seperti Toto ataupun American Standard Indonesia.
Dia mengaku, pernah melihat sebuah saniter di sebuah hotel di Yogyakarta yang mempergunakan saniter dari alam. Tentunya saniter yang dipergunakan harus tetap bermutu dan memenuhi kriteria ramah lingkungan, aman, dan higienis. Dengan begitu, penghuni ataupun masyarakat yang mempergunakan saniter akan merasa nyaman.
Bagi yang tetap mempergunakan saniter buatan pabrikan, sebaiknya juga memperhatikan apakah saniter tersebut ramah lingkungan, aman, dan higienis. Sebab pada saat ini, masyarakat harus memperhatikan hal itu untuk menjaga kelestarian lingkungan. "Saniter yang ramah lingkungan tentunya akan hemat energi," katanya.
Pada saat ini, beberapa produsen saniter telah mulai membuat berbagai produk yang ramah lingkungan. Hal itu tentunya perlu direspons positif dengan membelinya. Bukan hanya itu, desain saniter ramah lingkungan juga cenderung modern dan minimalis. Sehingga membuat pengguna lebih merasa nyaman dalam mempergunakan saniter tersebut.
Untuk meningkatkan kenyamanan, pada saat ini beberapa mal ataupun hotel telah mempercantik kamar mandinya dengan berbagai gambar, ukiran ataupun tulisan. Hasilnya, sebagian besar pengunjung mengaku sangat menyukai desain saniter yang dibuat hotel ataupun mal. Tapi tentunya itu belumlah cukup. Karena pada kenyataannya hotel dan mal cukup banyak mempergunakan air untuk membilas. Padahal sebenarnya, air yang dipergunakan masih bisa dikurangi. Di antaranya dengan mempergunakan berbagai produk saniter yang ramah lingkungan.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaya menambahkan, sejak lima tahun terakhir belum ada perubahan yang berarti mengenai tren desain saniter. Kalaupun ada, hanya mengikuti yang terjadi di luar negeri. Ini karena produsen saniter lokal kerap mengikuti tren yang terjadi di luar negeri, seperti Amerika Serikat dan China. Sementara Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) Naning Adiwoso mengaku, dirinya lebih suka menciptakan tren sendiri daripada mengikuti pihak lain. Terkadang dengan mengikuti tren, dirinya merasa tidak seperti diri sendiri. Lagi pula belum tentu semua masyarakat menyukai sesuatu yang sedang menjadi tren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar